Sunday, May 8, 2011

Banyak Pelajaran dari India


Pada tgl 8-17 April 2011 keluarga Samba (yang merupakan founder Koperasi Samba Mandiri) melakukan Tirta Yatra ke India. Selain "nunas tirta" di Sungai Ganga, banyak pelajaran yang bisa dipetik dan diterapkan untuk meningkatkan makna hidup kita maupun secara spesifik untuk meningkatkan kinerja khususnya untuk Koperasi Samba Mandiri.
1. Pejalaran yang paling sederhana : Jalan-jalan, "menghabiskan uang" juga melelahkan. Apa maknanya hal ini? Jangan takut lelah, jangan malas dan bekerjalan dengan semangat yang membara. Kenapa? Dalam obrolan di India diperoleh informasi bahwa pada saat menyabit (mengumpulkan rumput untuk makan sapi) atau membajak ladang kita merasa lelah, saat itu kita membayangkan kalau kita kerja kantoran (pegang pulpen dan kertas) mungkin lebih enak karena tidak melelahkan seperti menyabit dan membajak. Kemudian ada kesempatan untuk bekerja "kantoran" yaitu mengelola Koperasi Samba Mandiri. Ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Bukan hanya melelahkan tetapi ternyata berbagai masalah yang jauh lebih rumit dibandingkan menyabit dan membajak ditemukan. Sebut saja berurusan dengan orang-orang yang tidak mau membayar kredit sehingga sampai berurusan dengan polisi atau menangani karyawan yang suka menggelapkan uang. Tidak hanya lelah karena memeras tenaga tetapi uang juga menjadi korban. Saat seperti kemudian terbayang "ah kerja ternyata melelahkan, kalau kita liburan seperti bule-bule yang jalan-jalan ke Bali pasti menyenangkan". Saat itu pun tiba, tidak tanggung-tanggung, jalan-jalan ke India, tempat di mana banyak sekali orang Hindu Bali ingin sekali untuk pergi. Sampai di India, apakah menyenangkan? Ya memang ada saat-saat yang sangat menyenangkan tetapi ada juga saat-saat lain yang sangat melelahkan bahkan lebih melelahkan dibandingkan menyabit, membajak ataupun kerja di Koperasi Samba Mandiri. Dengan demikian, adakah alasan untuk takut lelah karena bekerja?
2. Pelajaran dua, "pandai-pandailah menilai orang". Di India banyak sekali orang baik, tetapi ada juga yang berusaha untuk mengambi keuntungan dari kita. Karena hal inilah kita sampai menyimpukan bahwa tidak ada kebaikan yang gratis di India (walaupun sbenarnya tidak, contohnya ada sopir yang bersedia menelpon sopir kita ketika kita kebingunan karena sopir kita tidak kunjung datang). Nah dalam menghadapi "orang baik" ini kita juga harus penuh kewaspadaan. BUKAN NEGATIF THINKING, sekali lagi bukan kita berprasangka buruk, tetapi ini penting sekali apalagi untuk urusan uang Koperasi (sudah banyak contoh di Koperasi Samba Mandiri ketika datang mau minjam uang banyak sekali kata-kata manis keluar tetapi ketika harus bayar semua manisnya hilang). Hal ini juga bukan berarti kita tidak percaya sama orang, tetapi kita percaya jika omongannya masuk akal, misalnya orang yang berkata manis mau minjam uang bisa dikasi asal memberikan jaminan yang sudah dicek tidak bermasalah, artinya ketika giliran dia bayar kata-kata manisnya hilang, kita masih punya solusi yaitu jaminan yang kita pegang.

2 pelajaran dulu deh, kalau panjang-panjang ntar tidak ada orang yang membaca.